Selamat Ulang Tahun Himpsi ke 56

56 tahun Kiprah Organisasi Profesi Psikologi: Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)
Membangun Kompetensi Internal Guna Menjawab Tantangan Eksternal

Himpunan Psiko56 th Himpsilogi Indonesia (HIMPSI) adalah organisasi profesi yang menaungi para lulusan psikologi di Indonesia, yang awalnya dikenal sebagai Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia yang berdiri tanggal 11 Juli 1959. Perubahan nama organisasi di tahun 1998 ini terjadi sebagai konsekuensi perubahan sistem pendidikan Psikologi yang sejak tahun 1994 memisahkan pendidikan Psikologi jenjang S1 dengan pendidikan profesi Psikologi. Dengan sistem pendidikan tersebut, terdapat dua kelompok lulusan pendidikan Psikologi, yaitu lulusan pendidikan Psikologi jenjang S1 dengan gelar akademik Sarjana Psikologi dan lulusan pendidikan profesi dengan sebutan Psikolog. Dalam perkembangannya, yang dapat menjadi anggota biasa HIMPSI adalah Psikolog, Sarjana Psikologi, dan Sarjana bidang ilmu lain dengan pendidikan S2 dan/atau S3 dari program studi Psikologi. Pembedaan kewenangan praktek dan sebutan Psikolog dapat dilihat dari pencantuman sebutan Psikolog di belakang nama dan gelar akademik yang bersangkutan. Tidak semua lulusan psikologi adalah Psikolog dan tidak semua Psikolog mengantongi Surat Ijin Praktek Psikologi (SIPP) yang dikeluarkan oleh HIMPSI.

Sebagai sebuah organisasi yang diakui Negara dan berbadan hukum melalui SK Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-169.AH.01.07 Tahun 2013 tanggal 30 Agustus 2013, HIMPSI adalah satu-satunya organisasi profesi independen wadah berhimpunnya ahli dalam bidang praktik psikologi (Psikolog) dan keilmuan psikologi (Ilmuwan Psikologi) se Indonesia. Pengakuan ini mengharuskan HIMPSI untuk membangun tata kelola internal menjadi good corporate governance, atau “internal kuat”, istilah yang digunakan dalam pertemuan 25 Ketua HIMPSI Wilayah dan 13 Ketua Asosiasi/Ikatan Minat Keilmuan dan/atau Praktik Spesialisasi Psikologi yang saat ini berada dalam payung HIMPSI. Ketiga belas Asosiasi/Ikatan yang terdaftar saat ini adalah:
1. Ikatan Psikologi Klinis
2. Ikatan Psikologi Sosial
3. Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia
4. Ikatan Psikoterapis Indonesia
5. Ikatan Psikologi Olahraga
6. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi
7. Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia
8. Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia
9. Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia
10. Asosiasi Psikologi Islami
11. Asosiasi Psikologi Kristiani
12. Asosiasi Psikologi Penerbangan Indonesia
13. Asisoasi Psikologi Forensik

HIMPSI mengembangkan dan melindungi anggotanya agar dapat memberikan kemampuan terbaik dalam melayani masyarakat dan bersaing dengan psikolog dan lulusan psikologi luar negeri baik untuk bekerja di Indonesia maupun di luar negeri dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Program Pendidikan Berkelanjutan dan Pelatihan Psikologi dikembangkan untuk secara sistematis meningkatkan kompetensi anggota HIMPSI dengan memberikan Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat Profesi sebagai bentuk pengakuan kompetensi yang akan dilakukan bersama dengan Asosiasi/Ikatan. Majelis Psikologi HIMPSI juga telah mulai mengembangkan Standar Prosedur Pengaduan Pelanggaran Kode Etik Psikologi dan Pedoman Etika untuk memberikan perlindungan kepada anggota dan masyarakat pengguna jasa psikologi.

HIMPSI bekerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Psikologi Indonesia (AP2TPI) dan dengan lebih dari 80 (delapanpuluh) Program Studi dan Fakultas Psikologi di Indonesia, mengembangkan standarisasi pendidikan psikologi dan publikasi psikologi. HIMPSI bersama AP2TPI dan 19 universitas yang memiliki pendidikan profesi psikologi juga mengembangkan standarisasi pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Psikologi (PKPP) dan pengujiannya sebagai program peningkatan kualitas psikolog Indonesia.

Selain memberikan manfaat bagi anggota, tata kelola HIMPSI yang baik juga harus memberikan manfaat pada bangsa Indonesia. HIMPSI harus menjadi organisasi yang secara “eksternal hebat”. Kehebatan eksternal HIMPSI harus ditunjukkan dengan karyanya untuk bangsa salah satunya adalah diluncurkannya buku berjudul “Revolusi Mental: Makna dan Realisasinya”. Kumpulan tulisan dalam buku ini menjadi bukti atas luasnya peran psikologi dalam berbagai perspektif peristiwa dan kondisi yang secara sadar atau tidak ikut membentuk sikap dan perilaku bangsa.

Selain itu, melalui dan bersama dengan HIMPSI Wilayah, HIMPSI memberikan layanan pendampingan psikologi pada berbagai peristiwa yang terjadi seperti bencana tanah longsor di Purwokerto, kecelakaan pesawat terbang Air Asia dan pesawat Hercules, dan juga memberikan bantuan psikologi untuk pengungsi Rohingnya di Aceh. Secara berkala, program Suara Pena HIMPSI merupakan partisipasi anggota HIMPSI dalam penulisan artikel psikoedukasi untuk konsumsi masyarakat luas. Masyarakat diajak belajar bersama tentang peran psikologi berkenaan dengan topik yang diangkat sesuai peringatan hari besar nasional dan internasional. Masyarakat dapat menggunakan artikel yang telah disebarkan tersebut untuk menjadi bahan diskusi atau dipublikasikan kembali dalam kegiatan yang relevan dengan seijin HIMPSI.

Di era kolaborasi, HIMPSI menjalin kerjasama baik di tingkat nasional maupun internasional dengan berbagai pihak seperti Kementerian Kesehatan, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Kepolisian Indonesia, dan berbagai instansi lain. HIMPSI membuka diri untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak demi menjawab tantangan implementasi keilmuan dan profesi Psikologi yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Di tingkat ASEAN, HIMPSI memperkuat jalinan kerjasama internasional dengan berbagai organisasi profesi di ASEAN melalui ASEAN Regional Union of Psychological Society (ARUPS) dan International Union of Psychological Societies (IUPsyS). Kerjasama dengan organisasi profesi sejenis di tingkat ASEAN ini nantinya akan membuahkan sistem pengakuan kualifikasi, kompetensi profesi dan juga registrasi bagi anggota untuk dapat memberikan layanan psikologi di wilayah ASEAN. Ke depannya HIMPSI akan terus berupaya mengembangkan kerjasama internasional yang membuka peluang belajar dan pengembangan kompetensi anggota melalui berbagai kegiatan seminar, workshop, pengabdian masyarakat dan lainnya. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan psikologi yang bisa dinikmati oleh masyarakat dalam berbagai bidang.

Masyarakat yang sudah lebih terbuka dalam menggunakan jasa psikologi secara tidak langsung menjadi tolok ukur keberhasilan dan tantangan yang masih harus direspon oleh HIMPSI. Penerapan jasa psikologi tidak sekedar pada kebutuhan akan tes psikologi, konseling atau terapi tetapi juga dalam hal menjadi mitra dalam pertimbangan kualitas kepemimpinan, kesiapan untuk menjalankan tugas dengan tanggungjawab besar, pendampingan korban atas berbagai peristiwa, upaya pencegahan gangguan kejiwaan, promosi kesehatan melalui kegiatan stimulasi dini dalam tumbuh kembang, pengembangan alat pengukuran, penelitian dalam berbagai bidang, keterlibatan dalam pembuatan modul standarisasi dan berbagai kajian strategis, keterlibatan dalam diskusi tentang penetapan kebijakan/perundang-undangan dan masih banyak hal lain.

Anggota HIMPSI berkiprah dalam berbagai bidang dan kerap menjadi narasumber untuk berbagai peristiwa baik untuk konsumsi publik maupun terbatas di kalangan tertentu. Sekretariat HIMPSI sering menerima permintaan atas narasumber yang kompeten di bidang tertentu dan fasilitasi untuk merekomendasi sejawat dengan spesialisasi/keahlian dan kompetensi tertentu ini menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia sudah semakin kritis dalam melibatkan organisasi profesi dalam memberikan rekomendasi narasumber yang sesuai.

Masa kini dapat disebut sebagai Abad Psikologi (The Psychological Century). Kebutuhan psikologi bagi individu, masyarakat, dan bangsa semakin dirasakan sangat penting. Segala persoalan yang terjadi seakan memanggil psikologi untuk turut serta menyelesaikannya. Almarhum Ino Yuwono salah satu dosen di Fakultas Psikologi UNAIR menyebut Psikologi sebagai hanya “bunga ban”, sangat dibutuhkan dalam kondisi masyarakat dan bangsa yang tidak sehat. Ibarat mobil yang berjalan di kondisi jalan yang licin, “bunga ban” menjadi penting bagi keseimbangan gerak mobil agar tidak tergelincir dan terhindar dari kecelakaan. Bangsa Indonesia saat ini membutuhkan peran psikologi agar dapat bergerak menjadi bangsa yang lebih berintegritas, produktif, inovatif, dan sejahtera baik secara ekonomis maupun psikologis.

Ulang tahun ke-56 ini menjadi momentum penting bagi HIMPSI untuk mengajak lulusan psikologi baik yang sudah menjadi anggota maupun masih berjalan sendiri untuk merapatkan barisan, dan berani menjawab tantangan yang semakin besar dan mau berkembang bersama HIMPSI. Selain itu, HIMPSI juga mengajak masyarakat dan berbagai kalangan pengguna jasa psikologi untuk memanfaatkan HIMPSI sebagai mitra dalam mengembangkan diri, menyelesaikan permasalahan dan berperan serta secara aktif dalam berbagai upaya pencegahan, stimulasi dini, identifikasi cepat, intervensi/penanganan dini atas permasalahan sosial kita bersama.

Salam kompak,
Dr. Seger Handoyo, Psikolog (Ketua Umum HIMPSI)
Josephine Ratna, MPsych, PhD (Sekjen HIMPSI)

 

Be Sociable, Share!
  • Tweet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *